Burung robin atau disebut juga the Red billed Leiothrix merupakan burung mungil dengan warna yang cantik dan yang pernah sangat populer pada tahun 1990an.
Selain memiliki warna yang menarik dan memikat penggemar burung kicauan, burung Robin yang memiliki nama lain juga Pekin Robin juga sangat memukau kicauannya.
Mengenang burung Robin.
Burung Robin |
Saya teringat betul ketika itu Thn 90an, tetangga banyak juga yang memelihara burung Robin sebagai burung kicauan di rumah, pada waktu itu yang saya ingat burung Robin merupakan burung yang atraktif, lincah dan juga cenderung rajin berkicau atau bisa juga dikatakan cerewet berbunyi.
Pada thn 90an, burung Robin tergolong burung kelas menengah ke atas pada golongan burung-burung impor bersama burung Poksai dan burung Wambei. Saat itu burung-burung lokal seperti Ciblek, Prenjak, Pleci belum terlalu dikenal pencinta kicau mania. Pada Thn 90an, burung lokal yang sering dipelihara kicau mania baru seputar burung Cucak-cucakan karena dianggap mudah memeliharanya.
Burung Robin merupakan burung impor dari negeri Tiongkok saat itu, namun karena merebaknya virus flu burung di Tiongkok/China dahulu sehingga menjadikan pemerintah menstop impor unggas dari negeri tirai bambu tersebut sehingga burung Robin menjadi langka di pasaran hingga saat ini.
Karena langkanya burung Robin hingga saat ini menjadikan harga burung Robin di pasaran menjadi sangat mahal, burung Robin saat ini dapat kita bawa pulang ke rumah dengan harga 1 jt hingga 1,5jutaan.
Burung yang peka terhadap cuaca.
Burung Robin tergolong burung yang kurang bisa beradaptasi dengan lingkungannya, burung ini sangat peka terhadap perubahan cuaca dan suhu di sekitarnya. Jika burung Robin diletakkan pada lingkungan yang panas dipercaya bisa menjadikan burung ini jadi pendek usianya “cepat mati”.
Burung Robin lebih menyukai lingkungan dengan situasi teduh dan juga sejuk, menurut penyuka burung Robin yang sudah berpengalaman, selain ditempatkan pada lingkungan sejuk dan teduh, Robin akan lebih baik jika sering dimandikan atau sediakan cepuk mandi yang selalu terjaga kebersihan airnya.
Habitat burung Robin di alam bebas.
Di alam bebas, burung ini biasa hidup berkoloni dalam jumlah antara 10 ekor hingga 30 ekor burung pada setiap koloninya. Menjelang musim berkembang biak, burung Robin akan berpasang-pasangan dan membentuk kelompok kecil-kecil membuat daerah teritorinya sendiri-sendiri.
Musim kawin “berkembang biak” burung Robin biasanya berlangsung pada bulan April hingga September, pada musim itu biasanya burung jantan akan lebih sering dan rajin berbunyi untuk menarik perhatian betinanya.
Cara berkembang biakannya, burung robin akan bertelur dengan jumlah telur hingga 3 s/d 4 butir telur dengan sarang berbentuk cawan mangkuk yang terbuat dari dedaunan kering dan lumut pada pepohonan di ketinggian 3 meteran dari tanah.
Referensi artikel dan gambar : Tread di Kaskus.
Tidak ada komentar: